POTRET PRESTASI MAHASISWA UGM

POTRET PRESTASI MAHASISWA UGM

Mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa terpilih yang mempunyai prestasi akademik dan non akademik yang ditetapkan oleh Rektor ISI Surakarta. Pemilihan Mawapres dilakukan setahun sekali secara berjenjang (tingkat jurusan, dan lembaga). Mawapres ISI Surakarta yang terpilih diikutkan pada pemilihan Mawapres tingkat nasional.

Sosok mahasiswa ideal secara singkat dapat dirangkum dalam tiga kata, yaitu berprestasi, berorganisasi, dan berbudi pekerti. Di luar ketiga hal di atas ada satu hal yang sudah pasti harus dimiliki yaitu berpribadi religius.  Religiusitas ini tidak perlu disebut lagi, karena hakikatnya merupakan dasar dari inspirasi dan motivasi ketiga hal tadi. Dengan kata lain, prestasi, keaktifan dalam organisasi dan budi pekerti tidak akan berarti tanpa dilandasi oleh nilai-nilai religi. Ketiga kriteria ini hakikatnya tidak terpisahkan bagi keberhasilan hidup mahasiswa di masa depan. Kaitan ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut.

  • Prestasi mengantarkan lulus seleksi dalam mendapatkan pekerjaan;
  • Pengalaman organisasi menjadikan sukses melaksanakan pekerjaan; dan
  • Budi pekerti membuat diterima dalam setiap pergaulan.

Dalam ungkapan lain dinyatakan :  Prestasi menjadikan orang bisa melewati soal ujian; Pengalaman organisasi menjadikan orang bisa melewati tantangan permasalahan; dan Budi pekerti menjadikan orang bisa melewati penolakan dan permusuhan.

Inti dari prestasi adalah pencapaian standar nilai yang tinggi  dalam menyelesaikan perkuliahan. Prestasi mencerminkan penguasaan seseorang terhadap sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan dan diujikan kepadanya. Prestasi mahasiswa disimbolkan dengan nilai atau indeks prestasi (IP). Secara singkat, mahasiswa yang berprestasi adalah yang memiliki IP yang tinggi.  Prestasi dalam makna IP ini menjadi pertimbangan awal bagi seorang lulusan ketika melamar suatu pekerjaan, baru kemudian hasil ujian tulis, wawancara, uji kompetensi, dan sebagainya. Apabila prestasi rendah, maka biasanya sejak awal seorang calon pelamar sudah tersingkir atau tidak diperhatikan.

Pengalaman berorganisasi memberikan bekal kepada lulusan perguruan tinggi dalam berbagai hal, antara lain : kemampuan berinteraksi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan perpikir logis-sistematis, kemampuan menyampaikan gagasan di muka umum, kemampuan melaksanakan fungsi manajemen: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi, kemampuan memimpin, serta kemampuan memecahkan permasalahan. Dengan pengalaman dan kemampuan yang terbentuk ini, maka seorang aktifis ketika memasuki dunia kerja akan lebih tanggap, terampil, cekatan, dan mampu menyesuaikan dengan keadaan. Selain itu, ia akan lebih mampu mengurai permasalahan yang dihadapi dalam setiap penugasan. Dari sini maka seorang aktifis biasanya akan lebih cepat mendapatkan kepercayaan atasan dalam suatu lingkungan pekerjaan. Lain halnya dengan mereka yang semasa kuliah tidak aktif berorganisasi, maka ketika memasuki dunia kerja ia baru mulai belajar keterampilan-keterampilan di atas. Hal ini membutuhkan waktu, dan kadang membuat atasan kurang respek, karena semestinya ketika memasuki dunia kerja seseorang benar-benar telah siap bekerja, bukannya baru belajar dari awal.

Budi pekerti adalah mata uang yang laku di mana saja, dan bisa untuk membeli apa saja. Dengan budi pekerti yang baik, simpati teman mudah didapatkan. Dengan budi pekerti yang baik, ketidaksukaan orang dapat dihapuskan. Dengan budi pekerti yang baik, hati atasan dapat dibuat terkesan. Dengan budi pekerti yang baik, bantuan dan pertolongan orang lain mudah didapatkan. Inilah hebatnya budi pekerti, sehingga bila hal ini tidak ada, maka dua hal di atas menjadi tidak berarti.

Berdasarkan uraian di atas, maka setiap mahasiswa hendaknya benar-benar bisa mengolah diri dan waktunya. Ia harus mengetahui bagaimana caranya meraih prestasi yang tinggi, dan melaksanakannya dengan penuh kesungguhan. Ini yang harus diprioritaskan. Kemudian, ia harus menyisihkan waktunya untuk berlatih berorganisasi. Ia bisa memilih di antara organisasi yang ada, baik intra maupun ekstra kampus. Dalam hal ini ia harus selektif agar organisasi yang dipilihnya tidak justru membelokkan tujuan pokoknya, yaitu berprestasi dalam studi.  Yang terakhir ia harus belajar tentang sopan-santun dan tata karma (unggah-ungguh lan andhap ashor), baik dalam bertutur maupun berperilaku. Ia harus bisa menempatkan diri  (empan papan) di hadapan atau kepada siapa ia berucap dan bertindak. Setiap orang hendaknya tahu, bahwa makin tinggi status orang yang dihadapi, maka makin dibutuhkan kehalusan budi pekerti.

Termasuk dalam budi pekerti di era informasi sekarang ini, adalah dalam menulis sms, menelepon, atau membuat status dalam jejaring sosial. Ketika hendak  mengirim sms, khususnya kepada orang yang lebih tinggi, maka perlu diperhatikan dan direnungkan  berulangkali. Apakah sudah pas dan pantas kata-katanya, apakah tidak terkesan egois, mendikte, dan seterusnya. Demikian juga ketika mau menelepon, hendaknya dipahami etikanya, dipilih waktu yang tepat, dengan pilihan bahasa yang sesantun-santunya. Perlu dicatat dalam hal ini, apabila kita membutuhkan sesuatu yang begitu penting dari orang lain, maka tidak selayaknya hanya mengandalkan sms atau telepon. Murah dan mudahnya sms dan telepon, tidak layak untuk dijadikan sarana meminta sesuatu yang besar dari orang lain. Melainkan harus bertemu muka, menunjukkan kesopanan kita, baru kita akan mendapatkan respon yang diharapkan.

Menulis status pada jejaring sosial, memang ringan dan mudah untuk dilakukan. Namun bisa jadi akibatnya fatal bagi citra diri dan masa depan seseorang. Dahulu ada ungkapan: “Mulutmu harimaumu”, yang artinya kita harus berhati-hati menjaga ucapan agar tidak menjadi bumerang. Kini di era internet dan jejaring sosial, ungkapannya berubah menjadi: “Statusmu lubang kuburmu”. Maksudnya apa bila seseorang asal saja menulis status, tidak mempertimbangkan dampaknya bagi pihak-pihak yang mungkin terusik atau terlecehkan, maka status itu akan menjadi lubang bagi karir dan masa depannya. Dewasa ini, sebuah institusi yang akan merekrut pegawai, pasti akan melihat profil dan tulisan individu di dunia maya. Dari sana dapat diketahui karakter pribadi seseorang, dari status dan komentar-komentarnya. Bila tulisan-tulisan orang itu di dunia maya selalu negatif dalam memandang dan menyikapi sesuatu, maka tidak akan nada institusi yang mau merekrutnya, karena nanti ia akan selalu memandang atasan dan lingkungan kerjanya secara negatif.
Persyaratan Mahasiswa Berprestasi:

  1. Peserta adalah Mahasiswa Berprestasi Pemenang I Tingkat PTN dan Pemenang I, II, dan III Tingkat Kopertis dengan status mahasiswa S1 dan duduk di semester VI dan VIII, belum dinyatakan lulus serta berusia tidak lebih dari 24 tahun pada saat pemilihan tingkat nasional.
  2. Aspek penilaian meliputi prestasi akademik, karya tulis, kepribadian, dan aktivitas ekstrakurikuler serta kemampuan berbahasa Inggris.
  3. Penulisan Karya Tulis mengacu pada Pedoman Umum Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan Tahun 2004.
  4. Mengisi formulis daftar riwayat hidup (DRH).
  5. Berkas dilengkapi dengan DRH, IP Kumulatif, pasfoto terbaru ukuran 3×4 cm sebanyak 4 (empat) lembar serta abstraksi makalah dalam bahasa Inggris (1-2 halaman) ditujukan kepada Direktur Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi Depdiknas Jalan Pintu I Senayan Jakarta, Telp(Fax. 5731152 dan 5731903).
  6. Seleksi tahap awal di tingkat pusat Ditjen Dikti akan dilakukan dengan mengevaluasi prestasi mahasiswa berprestasi perguruan tinggi melalui berkas-berkas yang menunjukkan capaian prestatif mahasiswa yang bersangkutan, sehubungan dengan ini kami mengharapkan kepada Pimpinan Perguruan Tinggi untuk membuat Surat Keterangan dari Pimpinan Perguruan Tinggi/Rektor yang menyatakan bahwa yang bersangkutan memiliki prestasi yang menonjol dan dapat dibanggakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan;
  7. Mengirim ringkasan Karya Tulis dalam bahasa Inggris yang terpisah dari dokumen Karya Tulis tersebut sebanyak 2 halaman, ukuran A4, huruf Times New Romans 12.
  8. Mengirimkan Daftar Kegiatan Intra dan Ekstra Kurikuler yang disertai bukti-bukti yang sah (sertifikat, piagam penghargaan, surat keterangan, surat pernyataan dll). Apabila hal ini tidak dipindahkan maka akan mengurangi nilai.
  9. Ketentuan pemilihan Mawapres ditetapkan oleh Ditjen Dikti Depdiknas.
  1. “Bermimpilah, tuliskan mimpi-mimpi mu secara nyata dalam selembar kertas, lalu tempelkan di tempat yang sering anda lihat, niscaya mimpimu akan terlaksana” Menjadi seorang mahasiswa berprestasi merupakan impian dan idaman dari seluruh mahasiswa di Indonesia. karena gelar itu merupakan suatu penganugrahan tertinggi bagi seorang mahasiswa yang sedang menimba ilmu di perguruan tinggi, baik itu program diploma maupun program sarjana. Seseorang mahasiswa yang memperoleh gelar Mawapres bukanlah mereka yang memiliki indeks prestasi 4,00 saja namun dia juga memiliki kelebihan lain dalam bidang soft skill yang dimilikinya yang dibuktikan dengan sertifikat selama ia menjadi mahasiswa (mulai dari semester 1). Mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi tinggi, baik kurikuler maupun ko/ekstra kurikuler, mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan bahasa Asing, bersikap positif serta berjiwa Pancasila. Idealnya untuk menjadi memperoleh gelar mahasiswa berprestasi ialah mereka yang telah menyelesaikan studinya di semester 5. karena 2,5 tahun adalah waktu yang sangat cukup untuk melengkapi persyaratan administrasi yang harus dimiliki oleh calon mahasiswa berprestasi. berikut ini adalah beberapa kiat sukses yang paling mendasar yang harus dipersiapkan oleh calon penerima gelar mahasiswa berprestasi adalah sebagai berikut : Pertama, pernah menjadi pengurus organisasi. Seorang mahasiswa berprestasi adalah mereka yang dapat meluangkan waktunya untuk menjadi pengurus organisasi, baik itu organisasi intra kampus maupun organisasi ekstra kampus. Tingkatan organisasi di dalam kampus dan diluar kampus sangat mempengaruhi poin penilaian yang diberikan oleh dewan juri. misalnya mereka yang menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas lebih tinggi point nya dibandingkan dengan mereka yang hanya mengikuti BEM tingkat jurusan. atau mereka yang mengikuti organisasi tingkat nasional akan lebih tinggi point nya dibandingkan dengan mereka yang hanya di tingkat kabupaten. begitu juga jabatan yang ia tanggung, seorang ketua lebih tinggi point nya dibandingkan dengan hanya sebagai anggota saja. Kedua adalah pernah menjadi kepanitiaan. Seorang mahasiswa berprestasi selalu terlibat dalam kepanitiaan sebuah acara, baik itu kepanitiaan yang dilaksanakan oleh universitas maupun oleh LSM luar kampus. Point kepanitiaan pun sangat dipengaruhi oleh tingkatan ataupun kapasitas dan posisi dia dalam kepanitiaan tersebut. Sama seperti posisi dial dalam berorganisasi. Ketiga adalah pernah memperoleh kejuaraan Ilmiah Mahasiswa. Di bidang ilmiah, calon mahasiswa yang memperoleh gelar Mawapres harus memperoleh kejuaraan ilmiah, misalnya dia pernah menjadi juara Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional atau lomba menulis esay dan debagainya. tingkatan atau cakupan dari wilayah yang ia peroleh juga mempengaruhi point penilaian dari dewan juri. Keempat adalah pernah menghasilkan penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa harus dibuktikan dengan laporan atau makalah yang pernah ia teliti selama menjadi mahasiswa di tingkat universitas maupun diluar perguruan tinggi. Kelima adalah pernah menjadi pembicara atau penyaji makalah. Seorang mahasiswa berprestasi harus berbagi ilmu kepada mereka guna sama sama mencapai kesuksesan bersama. sebagai calon mahasiswa berpretasi, dia pernah berbagi ilmu dari hasil penelitian yang pernah ia lakukan selam menjadi mahasiswa sebelum memperoleh gelar mahasiswa berprestasi. Keenam adalah pernah menjadi moderator. Menjadi pemimpin dalam diskusi ilmiah merupakan hal yang sangat lumrah bagis seorang mahasiswa berprestasi, karena pasca ia terpilih menjadi seorang mawapres akan selalu memperoleh panggilan untuk menjadi pemimpin dalam kajian ilmia. Ketujuh adalah pernah mengikuti kegiatan seminar ilmiah. kegiatan seminar merupakan kegiatan memperoleh ilmu lain diluar kegiatan perkuliahan seorang mahasiswa. maka hal ini sangatlah penting guna menambahkan pengetahuan kita sebagai calon mahasiswa berprestasi. Ketujuh adalah pernah mengikuti kegiatan Pengabdian masyarakat. kedelapan adalah pernah mengikuti pelatihan. Kesembilan adalah memiliki pengalaman kerja maksimal 2 tahun. dan yang terakhir adalah memiliki prestasi di bidang bakat, minat, penalaran dan lainnya. Masing-masing bidang itu hanya dipilih lima kegiatan yang menurut anda paling besar point nya. Kesepuluh bidang tersebut harus dibuktikan dengan sertifikat-sertifikat yang pernah diraih oleh calon mahasiswa berpretasi, karena jika tidak maka secara otomatis akan didiskualifikasi.

Pencapaian Universitas Gadjah Mada merupakan sebuah perjalanan panjang terlebih dengan perkembangan UGM menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik di negeri ini. Hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh Mahasiswa UGM dalam berbagai bidang baik di kancah nasional maupun Internasional sepanjang tahun 2012 hingga tahun 2013.

Beberapa prestasi yang diraih Mahasiswa UGM diantaranya dalam bidang Ekonomi. Mahasiswa UGM meraih Juara 1 Kompetisi Simulasi Perdagangan Saham ASEAN, 2014, Jakarta World Center of Excellence for Community Based Landslide Disaster Risk Reduction (FT). Prestasi lain yang ditorehkan Mahasiswa UGM dalam bidang ilmu Matematika dalam International Mathematics Olympiad pada tahun 2012 di Argentina dengan meraih Sylver Medal. Masih dalam tahun yang sama, prestasi lain yang diraih UGM di bidang Teknologi adalah Gold Medal for Best Technology dalam “International ICT Innovative Service Contest”. Pencapaian  Universitas Gadjah Mada dalam mencetak prestasi di tingkat Internasional oleh putera puteri terbaiknya tidak hanya berhenti sampai di tahun 2012. Di tahun berikutnya UGM kembali meraih beberapa prestasi di bidang Teknologi antara lain 1st Prize Sky Grant, Total 2013 (solar energy), Gold Medal dalam kompetisi Robot Berkaki, Trinity College Robot Contest di Connecticut USA dan 2 Golds (Fire Fighting & Natcar) & Silver (Balancer) serta Robogames 2013 di California,  USA. Selain dalam bidang Teknologi,  masih dalam tahun yang sama UGM juga meraih 1st & 2nd Winner Car performance, 2nd Winner Poster competition, dan juara 2 poster competition, Chem-E-Car Competition di Brisbane, Australia dan Fali Nariman Award, The Tenth Annual willem C. Vis East International Commercial Arbitration Moot di Hongkong.

Sumber :

https://ditotomarunoto.wordpress.com/category/tulisan-softskill/

http://iainsalatiga.ac.id/mahasiswa-ideal-berprestasi-berorganisasi-dan-berbudi-pekerti/

http://yusherestiani.blogspot.co.id/2015/04/artikel-mahasiswa-berprestasi.html

http://www.kompasiana.com/aseprudicasmana/tips-sukses-menjadi-mahasiswa-berprestasi-di-tingkat-universitas_5519832181331132789de0c9

http://www.kompasiana.com/aseprudicasmana/tips-sukses-menjadi-mahasiswa-berprestasi-di-tingkat-universitas_5519832181331132789de0c9

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.